Mas-mas....bangun, tolongin antar saya ke rumah sakit ya, ibu sakit. sambil bersihin belek dan iler. antara sadar dan gak sadar,..kok..ada tanktop di depan muka ku, mimpi kali ya,...tarik sarung dan terusin mimpinya bakalan seru nih endingnya. mas...mas... ah oo..dik Ninik ada apa dik, sambil senyum nyengir.mas anterin ibu ke rumah sakit ya,...ibu lemes ndak isah jalan.kata dik Ninik tergopoh-gopoh.Bu Mila adalah seorang janda yang sudah stw (setengah tua),dia ditinggal suami saat anak-anaknya masih kecil-kecil. dan dia membesarkan anak-anaknya seorang diri. disamping sebagai PNS beliau juga punya usaha di pasar kota. ya,..bisa dibilang termasuk ekonomi sangat mapan, untuk ukuran ndeso termasuk warga mampu.dia mempunyai anak 3 cewek semua saat suaminya meninggal.saat itu kalau gak salah ingat anak yang paling besar seumuran dengan saya dan sudah menikah, mereka tinggal di luar kota. sedang yang nomer 2 sudah kerja tapi belum menikah sedang yang nomer tiga sedang kuliah dan kost di luar kota.walau Bu Mila sudah stw masih terlihat sisa-sisa kecantikannya. yang saya herankan kok tetep setia tidak menikah lagi, walau banyak duda dan pemuda mendekati beliau. ayo...to mas, cepet bangun teriak Dik Ninik.iya dik ...teriak saya. memang keluarga Bu Mila dekat dengan saya, disamping rumah berseberangan. beliau sering menyuruh saya membersihkan kebun dan ngurusi sawah tinggalan almarhum suaminya. dan sebagai imbalan saya sering dikasih duit sekedarnya dan sebungkus rokok. walau saya sendiri tidak begitu suka ngrokok, tapi biasanya yang menghabiskan ya temen-temen saat main di rumah saya. mungkin beliau juga kasihan dengan saya karena saat saya umur 25 th saya sudah yatim piatu.sedang adik saya sudah menikah dan ikut suaminya ke luar kota.ayo...to mas bangun... iya dik saya bangun. Dengan pakai kaos dan blue jean yang belum dicuci langsung saya mengikuti Dik Ninik dari belakang ke kamar Bu Mila. mas tolong angkat ibu ya, saya akan mengeluarkan mobil dulu.Dengan lagak bina raga saya angkat tubuh Bu Mila, memang beliau itu sudah stw tapi memang tubuhnya masih..cihuiiy....dan saya letakkan di jok belakang. mas kamu yang pegang stir ya mas, kata Dik Ninik.lho saya gak punya sim lho dik, tapi mas srundeng bisa nyopir kan kata Dik Ninik. ya bisa dik waktu ngikut jadi kernet di truk materialan.ya udah pegang aja,gak apa-apa. dalam hati takut juga dengan mobil sedan city baru lagi.kemana dik..ke rumah sakit mas... setelah di rumah sakit diagnosa dokter, bahwa bu Mila mengidap penyakit cancer usus stadium 4.dan malam itu juga harus dioperasi kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi.saya sering disuruh dik Ninik untuk mengambil resep dokter, kok mahal ya obat kemoterapi itu. saya dikasih uang 6 juta hanya untuk menebus obat. kalau gak salah inget eloksatine dapet 2 bungkus kecil-kecil. dengan uang 6 juta hanya untuk waktu 2 minggu. sedang kemoterapi dilakukan selama 6 kali. jadi total jendral 36 juta itu hanya obat kemoterapinya belom obat yang lain dan biaya nginap di rumah sakit.selang satu tahun kesehatan Bu Mila memburuk seperti 1 tahun yang lalu, ternyata cancer-nya sudah menjalar ke pembuluh getah bening. Dan saat akan menghembuskan nafas terakhir, dia berpesan kepada saya semoga anak cucunya tidak sakit seperti yang dia alami, dan saya agar tetap ngawas-awasi anak bu Mila dan tetap ngurusi sawah dan kebunnya. dan jangan milik/ mencuri jika pingin apa-apa agar ngomong sama Dik Ninik. iya bu,... Laa ilaha illa llah, muhammadarrosululloh..... bu Mila menghembuskan nafasnya yang terakhir.
SRUNDENGGOSONG bin MODJO
SRUNDENGGOSONG bin MODJO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar