Rabu, 27 Oktober 2010

Nasib,..Nasib,....

Seperti biasa saat waktu ronda tiba, jam 21.00 biasanya mas Agus dan Lik parto sudah stanby sambil main gitar. Kadang nyanyi ndangdut, pop dan qosidahan, tapi kalau dicermati seperti suara kucing keinjek kursi. apa Lik Parto sedang bahagia,tanya saya.bahagia opo to lha wong saya saya baru dapat musibah kok. musibah gimana apa gara-gara janda kembang di samping kampung itu tanya saya. bukan,...ini masalah dimakan orang. masak ada orang makan orang, ada contohnya aku ini.Kemudian Lik Parto mulai bercerita, bahwa tadi siang dia baru saja mbayar pajak sepeda motor, bukan sepeda motor dia. itu sepeda motor titipan adiknya yang kerja di malaysia. dengan semangat tidak mau kalah dan agar dibilang pinter sambil narik sarungnya yang hampir mlorot. seperti biasanya jika pajak sepeda motor habis langsung ke tempat fotocopy, serahkan BPKB,KTP dan STNK. kemudian mulai antri untuk membayar. biasanya datang jam 9 pagi paling dapet antrian nomor 100-an lah, jadi kira-kira selesai abis sholat dhuhur.biasanya pemohon hanya diberi nomer urut, setelah sampai urutan lik parto membayar, nah saat pembayaran lunas pemohon tidak diberi kwitansi atau bukti lunas pembayaran. dan disuruh duduk kembali nunggu pangilan untuk mengambil STNK baru.setelah dipangil Lik parto langsung menghadap petugas dan menggambil STNK yang baru. masukin dompet ke parkiran tancap gas, karena inget kambingnya belum ada yang kasih makan.setelah memberi makan kambing,cuci baju( Lik Parto masih bujangan, walau umur sudah kepala 4) baru kasih makan yang punya kambing. sambil nonton TV hitam putih yang sudah blur gambarnya Lik parto mulai buka-buka dompet, sapa tahu uang habis buat bayar STNK balik lagi, mimpi kali ya,... WADUH,....lho kok...STNK-nya kok belum dicap dan bukti pembayaran kok masih tahun yang lalu.Lik Parto langsung tancap gas kembali  ke kantor samsat dan bertanya pada petugas. pak saya tadi sudah mbayar kok, STNK-nya masih tahun kemarin ya? coba saya lihat STNK motor bapak. begini pak menurut STNK ini , hari ini mulai jatuh tempo STNK motor bapak sudah habis, ya..betul tadi pagi saya sudah bayar LUNAS lho sahut Lik Parto, tapi buktinya STNK motor bapak belum dibayarkan, masak sampeyan tidak ingat sama saya, nomur urut saya tadi ini (nomor 121), betul pak nomor urut 121 memang ada berkasnya tapi sampai saat ini, belum dibayarkan sahut pak petugas. mosok sampeyan tidak ingat sama saya kata Lik Parto setengah emosi. Pak kami melayani ratusan pemohon tiap harinya, jadi saya tidak ingat satu persatu, saya bisa berkata bahwa dengan bukti STNK motor bapak belum dibayar, sedang tanggal habis STNK-nya hari ini. lho..kok..trus uang saya tadi kemana tanya lik parto sambil mlonggo,.... akhirnya Lik Parto ngantri dan membayar lagi...memang ternyata ada ya manusia makan manusia kata Lik Agus sambil ngencengin senar gitarnya yang tinggal 3 biji.

2 komentar:

  1. Oalah...lik..lik apes nasibmu.

    BalasHapus
  2. Semangat pak Liek, itulah dunia .sabar dan selalu teliti dan waspada. Sidunia ini di dahulukan selalu bukti. Buka. Kejujuran.

    BalasHapus